Dengan ketenangan, kesenangan hati dan hilangnya gundah gulana, kehidupan yang baik dapat digapai. Untuk menggapainya ada beberapa sebab, baik agama, alam, atau perbuatan. Semua itu tidak terkumpul kecuali pada diri seorang mu’min.
Diantaranya adalah:
1.Iman kepada Allah
2.Melakukan hal-hal yang diperintahkan dan menjauhi hal-hal yang dilarang
3.Berbuat baik kepada sesama makhluk dengan ucapan, perbuatan, dan perkara-perkara ma’ruf.
4.Menyibukkan diri dengan pekerjaan, atau ilmu-ilmu yang bermanfaat, baik yang bersifat agama ataupun duniawi.
5.Tidak memikirkan pekerjaan yang akan datang atau yang telah lalu, akan tetapi sibuk dengan pekerjaan sehari-hari.
6.Memperbanyak berdzikir kepada Allah.
7.Membicarakan tentang nikmat-nikmat Allah, baik yang zhahir maupun batin.
8.Melihat kepada orang yang lebih rendah dari pada kita, dan tidak melihat orang yang lebih baik dari pada kita dalam urusan dunia.
9.Berusaha untuk menghilangkan faktor-faktor penyebab kesedihan, dan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan faktor-faktor penyebab kegembiraan.
10.Berlindung kepada Allah dengan do’a-do’a yang pernah Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam panjatkan ketika meminta pertolongan kepada Allah untuk menghilangkan kesedihan.
Siapa tertimpa suatu musibah kemudian ia ingin meringankan dan menguranginya, maka hendaklah ia menggambarkan musibah itu (jika) lebih besar dan membayangkan pahalanya serta memperkirakan akan datangnya sesuatu yang lebih besar daripada musibah itu.
Sumber: Tafsir Al-’Usyr Al-Akhir hal 147-148
Diantaranya adalah:
1.Iman kepada Allah
2.Melakukan hal-hal yang diperintahkan dan menjauhi hal-hal yang dilarang
3.Berbuat baik kepada sesama makhluk dengan ucapan, perbuatan, dan perkara-perkara ma’ruf.
4.Menyibukkan diri dengan pekerjaan, atau ilmu-ilmu yang bermanfaat, baik yang bersifat agama ataupun duniawi.
5.Tidak memikirkan pekerjaan yang akan datang atau yang telah lalu, akan tetapi sibuk dengan pekerjaan sehari-hari.
6.Memperbanyak berdzikir kepada Allah.
7.Membicarakan tentang nikmat-nikmat Allah, baik yang zhahir maupun batin.
8.Melihat kepada orang yang lebih rendah dari pada kita, dan tidak melihat orang yang lebih baik dari pada kita dalam urusan dunia.
9.Berusaha untuk menghilangkan faktor-faktor penyebab kesedihan, dan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan faktor-faktor penyebab kegembiraan.
10.Berlindung kepada Allah dengan do’a-do’a yang pernah Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam panjatkan ketika meminta pertolongan kepada Allah untuk menghilangkan kesedihan.
Siapa tertimpa suatu musibah kemudian ia ingin meringankan dan menguranginya, maka hendaklah ia menggambarkan musibah itu (jika) lebih besar dan membayangkan pahalanya serta memperkirakan akan datangnya sesuatu yang lebih besar daripada musibah itu.
Sumber: Tafsir Al-’Usyr Al-Akhir hal 147-148
No comments:
Post a Comment